Senin, 11 Juli 2016

IFRS

REPORTING STANDARDS

A.  Perkembangan International Financial Reporting Standards (IFRS)
Standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS) sebelumnya bernama International Accounting Standards (IAS). IAS disusun oleh International Accounting Standard Commitee (IASC), organisasi pendahulu dari IASB. IASC didirikan pada tahun 1973. Organisasi ini merupakan kesepakatan dari lembaga akuntansi nasional yang mewakili sepuluh negara, yaitu Australia, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Irlandia, Kanada, Prancis, dan Amerika Serikat. IASC berkembang dan terakhir memilki anggota 143 lembaga akuntansi yang mempresentasikan lebih dari 2 juta akuntan. Pada tahun 1995, IASC menyelesaikan penyususnan satu aset standar akuntansi komprehensif.
Pada tahun 2001, IASC berganti menjadi IASB. Semua IAS yang telah diterbitkan diadopsi IASB. Standar baru yang diterbitkan oleh IASB diberi nama IFRS. Dengan demikian, IFRS meliputi semua IAS termasuk juga interpretasi standar yang dilakukan oleh Standing Interpretation Commitee (SIC) dan International Financial Reporting Interpretatiton Committee (IFRIC).
Tujuan dari IASB disebutkan sebagai berikut :
1.      Untuk mengembangkan satu set standar akuntansi yang berkualitas tinggi, yang dapat dipahami dan diterapkan secara internasioanl.
2.      Untuk mempromosikan penggunaan standar kepada para pengguna.
3.      Untuk bekerjasama dengan dewan standar nasioanl dari berbagai negara untuk melakukan konvergensi dan menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi yang berkualitas.
IFRIC yang sebelumnya bernama SIC, merupakan lembaga yang bertanggung jawab melakuakan interpretasi penerapan standar internasional. IFRIC menyiapkan interpretasi bagaimana kasus khusus harus dipertanggungjawabkan sesuai standar. Interpretasi yang telah disetujui dipublikasikan oleh IASB. Semua interpretasi dalam bentuk SIC yang dikeluarkan di bawah supervisi IASC diadopsi oleh IASB.
Pada tahun 2001, IASC membuat perjanjian dengan International Organization of Security Exchange Committee (IOSCO). Organisasi ini merupakan perkumpulan lembaga pengatur pasar modal negara-negara seluruh dunia. Isi perjanjian keduanya menyebutkan bahwa IASB akan menyelesaikan revisi standar akuntansi dan standar tersebut akan digunakan oleh negara-negara anggota IOSCO.
Uni Eropa mewajibkan semua entitas yang terdaftar di pasar modal selurih negara Uni Eropa menggunakan IFRS pada athun 2005. Negara-negara lain menyusul dengan menggunakan IFRS sebagau standar akuntansi yang berlaku dinegaranya. Sebagain besar kewajiban untuk menyusun keuangan berdasarkan IFRS hanya diperuntukkan untuk entitas yang memliki akuntabilitas signifikan, yaitu entitas yang menjual surat berharganya di pasar modal atau entitas fidusa. Untuk entitas lain menggunakan standar lokal atau menggunakan IFRS for SME.
Proses adopsi IFRS berbeda di setiap negara. Beberapa negara melakukan adopsi penuh tanpa pengecualian, beberapa negara dengan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya menggunakan IFRS namun tetap diberi nomor menggunakan nomor standar lokal di negara tersebut, seperti Inggris, Australia, dan Hongkong. Proses kedua adalah melakukan adaptasi dari IFRS ke dalam standar akuntansi negara tersebut. Proses adaptasi ini dilakukan dengan menerjemahkan den menyesuaikan beberapa isisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tersebut. Indonesia menggunakan metode adaptsi, IFRS diterjemahkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Namun, proses adaptasinya dijelaskan secara transparandalam setiapstandar yang dikeluarkan.
Standar akuntansi disusun melalui proses yang dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Proses tersebut sebgai due proses yang memeliki komponen :
1.      Dewan standar yang independen.
2.      Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis.
3.      Bekerja sama dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global di setiap tahapan proses.
4.      Berusaha unrtuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyususun standar.
B.  Perkembangan IFRS Di Indonesia
Konvergensi ke IAS /IFRS tidak mungkin dapat ditolak lagi. Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun 2008 mengeluarkan keputusan untuk melakukan konvergensin dengan IFRS yang akan diberlakukan secara efektif pada tahun 2012. Mulai tahun 2007, DSAK melakukan proses konvergensi semua standar dengan IFRS. Pengembangan standar pada tahap ini hampir sama seperti yang terjadi tahun 1994, yaitu kembali pada IFRS.
Proses konvergensi tahun 2008 lebih ketat karena standar yang diterbitkan benar-benar mengacu pada IFRS. Jika terdapat pengecualian, DSAK harus mengkaji dan memberikan alasan mengapa pengecualian tersebut diperlukan. Proses konvergensi tersebut mengharuskan DSAK melakukan proses pengembangan dengan tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
1.      Merevisi standar akuntansi yang telah ada untuk disesuiakan dengan pengaturan sesuai IFRS terbaru.
2.      Menambahkan standar baru yang sebelumnya belum diatur dalam PSAK.
3.      Mencabut PSAK yang tidak ada standarnya dalam IFRS.
C.  Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan dan sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Agar pembaca laporan keuangan dapat memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.
Di Indonesia prinsip akuntansi disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang menugaskan Panitia Pembina Pasar Uang dan Modal, hasil perumusan panitia tersebut dibicarakan dalam Kongres IAI tahun 1973 dan setelah diperbaiki kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Prinsip Akuntansi Indonesia. Tahun 1983 dikeluarkan exposure draft untuk memperbaiki prinsip akuntansi yang lama yang dikeluarkan oleh komite prinsip akuntansi Indonesia dari IAI, dan sesudah diperbaiki diterbitkan dengan nama Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.
PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut.
1)   Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2)   Laporan laba rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu periode akuntansi.
3)   Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
4)   Laporan arus kas (cashflow statement), menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
5)   Catatan atas laporan keuangan.

D.  Tujuan Laporan Keuangan
Didalam statement of financial accounting concepts (SFAC) Nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:
a.       Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b.      Dapat membantu investor dan kreditur yang ada
c.       Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tertentu (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan)
E.  Susuran Laporan Keuangan
1.      Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditujukan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kat lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tertentu.
Bentuk Neraca
Neraca dapat disusun dalam beberapa bentuk yang berbeda, bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada dua macam yaitu:
1)   Bentuk Rekening T
Di mana aktiva disusun di bagian kiri dengan urut-urutan sebagai berikut:
·      Aktiva lancar
·      Investasi jangka panjang
·      Aktiva tetap berwujud
·      Aktiva tetap tidak berwujud
·      Aktiva lain-lain
2)   Bentuk Laporan
Bentuk laporan, di mana aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan kebawah (vertikal). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva maupun utang dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T. Neraca disusun dalam jumlah-jumlah kelompok, baik aktiva maupun pasiva. Neraca bentuk laporan dapat juga disusun dengan rinci, tetapi cara ini hanya dapat digunakan apabila pos-pos yang ada dalam neraca tidak terlalu banyak. Tetapi apabila pos-posnya banyak, akan lebih baik jika rincian masing-masing kelompok dibuat sebagai lampiran dan neracanya disusun secara garis besar.
2.      Laporan Laba Rugi
     Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapataan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.laporan laba rugi yang kadang disebut laporan penghasilan dan laporan pendapatan. Pentingnya laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berepakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.
Susunan Laporan Laba Rugi
     Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukan hasil dan biaya-biaya selama suatu periode akuntansi.laporan laba rugi minimal mencangkup pos-pos berikut :
1)      Pendapatan
2)      Laba rugi usaha
3)      Beban pinjaman
4)      Bagaian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas
5)      Beban pajak
6)      Laba dan rugi dari aktivitas normal perusahaan
7)      Pos luar biasa
8)      Hak minoritas, dan
9)      Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Urutan yang biasa dibuat dalam laporan laba rugi bentuk stafel adalah sebagai berikut:
1)   Hasil Penjulan atau Pendapatan Jasa
        Maksud dari hasil penjualan ini adalah harga jual kali kuantutas yang dijual, sehingga di dalamnya tidak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN).
2)   Harga Pokok Penjualan
Menunjukan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang bersangkutan. Jika barang yang dijual itu berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualan adalah harga beli kali kuantitas barang yang dijual. Tetapi jika barang yang dijual berasal dari hasil produksi sendiri, maka terlebih dulu harus dihitung harga pokok produksinya. Harga pokok penjualannya adalah harga pokok produksi ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok persediaan barang jadi akhir periode.
3)   Biaya-Biaya Usaha
Biaya usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok :
·      Biaya penjualan terdiri dari :
-          Gaji dan komisi salesmen
-          Advertensi, promosi dan lain-lain
-          Bahan pembantu untuk bagian penjualan atau toko
-          Depresiasi aktiva tetap bagian penjualan dan toko
-          Depresiasi alat pengangkut penjualan, dan
-          Semua biaya yang berhubungan dengan bagian penjualan
·      Biaya aministrasi dan umum, terdiri dari:
-          Gaji pimpinan dan pegawai kantor
-          Bahan pembantu untuk kantor
-          Depresiasi aktiva tetap kantor
-          Telepon, perangko, sumbangan dan lain-lain
·      Pendapatan dan Biaya Lain
Pendapatan lain-lain terdiri dari pendapatan bunga, deviden,sewa, royalty dan fee.
Biaya lain-lain terdiri dari biaya bunga dan biaya-biaya yang terjadi karena usaha untuk memperoleh pendapatan lain-lain.
Bentuk Laporan Laba Rugi
1)        Multiple step (Bertahap)
Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga biasa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :
Ø  Laba Bruto
Ø  Penghasilan Laba Bersih
Ø  Penghasilan Bersih Sebelum Pajak
Ø  Pengasilan Bersih Setelah Pajak
Ø  PenghasilanBersih dan Elemen-elemen Luar Biasa
2)      Single Step
Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha tetapi hanya dipisahkan antara :
Ø  Pendapatan-pendapatan dan laba-laba
Ø  Biaya-biaya dan kerugian-kerugian

Contoh format laporan laba rugi :
Estelle Company
Laporan laba-rugi
Per 31 Desember 2012

Pendapatan penjualan:
     Penjualan
5.000
     Diskon Penjualan
20.000
     Pendapatan Penjualan Bersih
25.000
Persediaan Barang Dagang Awal

550.000

     Pembelian
1.200.000


     Diskon Pembelian
14.000


     Pembelian Bersih
1.186.000


     Biaya angkut dan transportasi masuk
100.000


     Barang tersedia untuk dijual

1.286.000

     Persediaan barang dagang akhir

560.000

Harga pokok penjualan


1.276.000
Laba kotor atas penjualan


3.704.000
Beban Operasi



·      Beban Penjualan



Gaji dan komisi penjualan
350.000


Beban iklan
70.000


Beban angkut dan transportasi keluar
80.000


Penyusutan peralatan penjulan
20.000


Beban telepon
30.000




550.000

·      Beban Administrasi



Beban jasa hukum
100.000


Beban asuransi
15.000


Penyusutan bangunan
30.000


Penyusutan peraltan kantor
10.000




145.000

Jumlah beban


659.000
Laba dari hasil opersi


3.009.000
Pendapatan dan keuntungan lain



Pendapatan sewa


2.500.000
Laba sebelum pajak


5.509.000
Pajak


100.000
Laba bersih


5.409.000













Contoh Format Laporan Laba Rugi Single Step
Estelle Company
Laporan laba-rugi
Per 31 Desember 2012
Pendapatan
Penjualan bersih
4.980.000

Pendapatan sewa
2.500.000

Total pendapatan

7.800.000
Beban


Harga pokok penjualan
1.276.000

Beban penjualan
550.000

Beban adminstrasi
145.000

Beban pajak penghasilan
100.000

Total beban

2.071.000
Laba bersih

5.409.000

3.      Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah bagian dari laporan dengan yang mencatat informasi tentang penyebab bertambahnya atau berkurangnnya modal selama kurun waktu tertentu.
Unsur-unsur laporan perubahan modal biasanya dari modal awal, laba/rugi bersih, prive, penanaman modal, dan hasil akhir.
Perubahan Modal Akhir per Periode = M. awal + (laba bersih – prive)

Estelle Company
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2012
Modal awal, 1 Januari 2012
22.000.000
     Laba bersih
5.409.000

     Prive
800.000

Penambahan Modal

4.609.000
Modal akhir, 31 Desember 2012

26.609.000
4.      Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan ringkasan dari pemnerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Laporan arus kas mengandung dua macam aliran atau arus kas yaitu :
1.    Cash Inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas yang termasuk Cash Inflow :
a.       Hasil penjualan produk/jasa perusahaan
b.      Penagihan piutang  dari penjualan kredit
c.       Penjualan akriva tetep yang ada
d.      Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas
e.       Pinjaman/hutang dari pihak lain
f.       Penerimaan sewa dan pendapatan lain
2.    Cash Out Flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar terdiri dari :
a.       Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
b.      Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c.       Pembelian aktiva tetap.
d.      Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
e.       Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f.       Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
5.      Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha, piutang, kewajiban kontinjensi, atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan (misalnya untuk menunjukkan gugatan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar